Mungkin para
kawan-kawan bertanya-tanya, mengapa saya beri nama Pulau Lobster. Nah, saya
akan menjawab sebelum kawan-kawan bertanya. Hehehe… Memang Pulau Simeulue
identiknya dengan penghasilan Lobsternya. Para nelayan tiap hari melaut untuk
mencari nafkah sehari-hari. Dan mereka bahkan ada yang pulang berminggu-minggu
dan ada juga yang pulang sebulan sekali untuk mencari Lobster atau bahasa
Devayannya adalah Lahok.
Dengan mudahnya
mereka menangkap Lobster untuk dijual ke orang-orang asing bahkan dieksport ke
luar Negeri. Semua orang tau kalau Pulau Simeulue itu banyak Lobsternya bahkan
para elit pemerintah sering memesan Lobster kepada toke-toke/pengusaha Lobster
yang ada di Simeulue. Nah, Makanya saya beri nama Pulau Lobster. Ok,,,
sepakatkannn J
Saya sedikit bercerita tentang apa yang saya
lalui dengan teman-teman. Dulu saya sering diajak oleh paman untuk menjala
mencari ikan pada malam hari. Saya juga rajin perginya setiap minggu sekali. Waktunya
pada malam minggu sesuai dengan hari libur esok hari. Itu masa-masa MTs dulu sih, setelah pulang
kami langsung sambam atau bakar yang masih segar itu. Hmmmm, maknyoosss…:D
Allhamdulillah, rezki
kami setiap perginya lumayan banyak cukup untuk 2 hari makan. Dan tidak heran
juga setiap kami pergi pasti kami mendapatkan Lobster. Meskipun kecil-kecil
tidak seperti yang dijual-jual itu. Disitulah dulu saya puas makan Lobster.
Nah, itulah sekilas
bagaimana gampangnya mencari Lobster di Pulau Simeulue itu. Di penggir-pinggir
pantai aja banyak, belum didasar lautannya. Dan belum saya bercerita tentang
ikan-ikan yang ada di Simeulue. Wahh, luar bisa banyak sungguh jauh berbeda
dengan daratan Aceh lainnya, baik dari segi segarnya maupun dari segi harganya.
Seiring waktu
berjalan Lobster itu semakin hari semakin berkurang populasinya. Kenapa demikian
? Karena banyak orang yang menggarap, mengambil Lobster tersebut untuk dijual
dan dikonsumsi sendiri. Karena Lobster
itu makanan yang sangat bergizi. Orang bilang bahwa orang Simeulue itu
pintar-pintar dan kuat-kuat, disamping mereka makan Lobster/lahok mereka juga makan sagu atau Batok bahasa Devayannya. Makanya orang Simeulue
itu pintar-pinta. Ya kan. Seperti saya. Hehehe.. PD amat sihh…
Foto diatas menunjukan
bahwa Simeulue itu lumbungnya Lobster (Lahok).
Itu tunggu Lobster yang dibuat oleh pemerintah yang bertempatan dikampung
Busung tanah, kelahiran saya. Bangga saya… hehehe.
Simbul Simeulue itu
Pulau Lobster seperti judul artikel saya ini, disamping juga ada nama yang
favoritnya yaitu Pulau Ate Fulawan. Dengan
demikian semua orang dikenal bahwa Simeulue itu banyak Lopster. Tidak jarang
juga kawan-kawan kuliah, memesan Lobster, ketika saya pulang kampung.
Memang harga Lobster itu sangat mahal jika kita beli sebagai orang biasa-biasa
saja. Hanya orang yang berduit saja yang bisa membelinya.
Ok sobat,, semoga
bermanfaat ya. Ntar kita sambung kembali ceritanya….. J
0 Komentar