Nafi-nafi Da Nenek Ta

Ilustrasi

Nafi-nafi adalah sebuah dongeng yang diceritakan saat menjelang tidur  yang berupa cerita para kisah para rasul, raja-raja, pahlawan dan para legenda-legenda yang pernah ada di dunia. Adapun yang menceritakanya seorang nenek atau orang tua untuk menidurkan anaknya atau saat mamupu (menual) cengkeh supaya tidak ngantuk dalam bekerja. Banyak yang tersirat dalam nafi-nafi, baik pesan-pesan moral maupun pesan-pesan kepercayaan atau iman.

Kebudayaan ini juga merupakan sebuah kearifan lokal masyarakat Simeulue yang tidak ada pada masyarakat lain. Nafi-nafi juga hampir sama dengan nandong. Hanya saja perpedaanya terletap pada saat pelantunannya. Jika nandong di lantunkan dengan suara yang merdu disertai suara khas, maka nafi-nafi di sampaikan dengan cara lembut penuh perasaan.

Nafi-nafi satu orang yang menceritakannya tidak lebih dari satu. Berbeda dengan nandong lebih dari satu. Sehingga saat ma nafi-nafi anak-anak bisa cepat hafal dengan ceritanya maupun alurnya. Di samping itu juga bisa memperkuat iman para anak-anak ketika di sajikan cerita-cerita para rasul atau para tabi’i-tabi’in. Juga bisa membantu anak-anak mengubah emosi, karakter, dan akhlak mereka. Melalui tradisi inilah ribuan masyarakat Simeulue bisa selamat dari hantaman smong atau bahasa Jepang nya tsunami. Tetapi ada kalanya cerita itu disampaikan melalui nafi-nafi dan ada juga melalui nandong.

Metode inilah masyarakat Simeulue waktu itu mendidik anak-anaknya, sehingga komonikasi anatara anak dan orang tua sangat baik. Patut kita kembangkan lagi budaya seperti ini, karena banyak anak-anak sekarang yang sudah terlena berjam-jam di depan televisi. Sehingga karakter para anak-anak sekarang sangat berbeda para era tahun 80an.

Masyarakat Simeulue juga sangat kuat  tradisi folklore nya (cerita lisan), banyak ragam cerita yang di sajikan pada nafi-nafi. Salah satu caranya adalah melalui revitalisasi folklore. Ini tidak berarti bahwa tradisi tulisan harus didegradasi. Kedua tradisi ini sepatutnya berkembang secara proporsional. Namun, siring perkembangan zaman tradisi ini hampir memudar di kalangan orang tua. Di sebabkan para orang tua sibuk dengan aktifis masing-masing.

Posting Komentar

0 Komentar