Belajar Sambil Ngajar

Mahasiswa identiknya kuliah melulu. Kampus, pustaka dan kos. Tapi tidak semua orang begitu. Contohnya aja aku. Sok kali. Memang betul sih, bukan hanya ngampus doank. Tapi aku banyak gabung di organisasi. Dan juga aku ngajar privat, kadang-kadang kerja juga.
Dan ada sebagian mahasiswa juga yang kuliah sambil ngajar TPA, privat dan lain sebagainya. Itu rata-rata yang aku jumpai mahasiswa UIN Ar-Raniry. Aku bangga jadi anak UIN lho. Karna di UIN itu banyak mempelajari tentang agama, apa lagi di fakultas aku. Fakultas Ushuluddin yang induknya dari fakultas-fakultas lain. Makanya banyak yang jadi ust/ustz dan filosof.
Sebagai mahasiswa wajib mentaati semua peraturan perkuliahan. Kalo dibilang sih, mahasiswa itu sibuk dari seorang dosen. Karena kegiatannya sehari-hari sibuk buat tugas, makalah, piper, resume dan lain-lain.
Bagi yang berorganisasi lebih sibuk lagi, setiap harinya sibuk dengan perkuliahan dan rapat. Tapi, menurut aku orang yang berorganisasi dan orang yang tidak, ada nilai tambahnya. Karena dalam perkuliahan itu hanya 25% saja diajarkan teori, selebihnya dicari diluar. Seperti di organisasi dan dilapangan.
Ada juga mahasiswa yang bekerja/ngajar, berorganisasi dan kuliah.  Nah, itu yang lebih keren. Seperti aku. Dengan adanya mengajar baik itu di TPA ataupun ngajar privat. Ilmu yang diperoleh dari kampus bisa dicurahkan ke anak muridnya. Jadi ilmunya nggak hanya dalam kepala doank.

Dengan mengajar kita mendapat pahala dan dapat uang jajan juga. Hitung-hitung ingat kiriman dari kampung. Bisa membantu beban orang tua.
Mengajar itu sebuah hal yang menjaga ilmu kita. Apa lagi kita mengajarkan tentang agama dengan niat ikhlas. Seperti ngajar TPA dimesjid-mesjid. Ilmu yang telah lama kita emban di kepala dari semenjak SD mungkin, bisa lagi tercurahkan dengan mudahnya kepada anak didik kita. Hitung-hitung mengulang kaji. Seperti pepatah mengatakan "lanjar kaji karna diulang".
Dengan kita mengajar, ilmu yang kita sampaikan itu menjadi ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat. Seperti hadis Rasulullah SAW. ''Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya.'' (H.R. Muslim)
Itulah manfaatnya mengajar. Memberikan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain seperti ilmu dunia dan akhirat. Dalam sebuah hadis juga ”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari)
Jadi, kita wajib mengajarkan ilmu yang kita peroleh kepada orang lain.sehingga kita selamat dunia akhirat. Karena salah satu yang dipertanyakan di alam kuburnantik adalah ilmu yang kita peroleh kemana kita bawa atau ajarkan.

Posting Komentar

0 Komentar