![]() |
Ilustrasi |
Selama ini mungkin kita
sudah mengenal Islam, tapi banyak diantara kita yang belum memahami Islam itu
sendiri. Namun, banyak juga orang yang telah mengenal Islam, tetapi sejauh mana
sudah memahami potret Islam. Ini adalah salah satu persoalan yang perlu kita
diskusikan lebih lanjut. Dengan demikian Islam itu mempunyai karakteristik
yang sangat luas dan tidak bisa memisah-misahkan dengan yang lainnya.
Para ilmuan muslim juga mempergunakan berbagai pendekatan, untuk
mengetahui dan memahami karakteristik ajaran Islam. Dan tidak untuk mencoba
memperdebatkan antara satu dan dengan yang lainnya. Melainkan lebih mencari
sisi-sisi persamaan untuk permaslahatan umat umumnya untuk keperluan studi
khususnya.
Dari berbagai sumber tentang Islam yang di tulis para tokoh, dapat
diketahui bahwa Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenali
melalui konsepsinya dalam berbagai bidang. Konsepsi Islam dalam berbagai bidang
yang menjadi karakteristik itu dapat dikemukakan sebagai berikut:
Pertama : Dalam Bidang Agama
Nurcholis Madjid banyak
berbicara tentang karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama. Menurutnya,
bahwa dalam bidang agama Islam mengakui adanya pluralisme. Pluralisme menurut
Nurcholis adalah sebuah aturan Tuhan yang tidak akan berubah, sehingga juga
tidak mungkin dilawan atau diingkari. Dan Islam adalah agama yang kitab sucinya
dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan paganisme dan
syirik, untuk hidup dan menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh
kesungguhan.
Memang dan seharusnya
tidak perlu mengherankan, bahwa Islam selaku agama besar terakhir, mengklaim
sebagai agama yang memuncaki proses pertumbuhan dan perkembangan agama-agama
dalam garis kontiunitas tersebut. Bahkan Al-Qur’an juga mengisaratkan bahwa
para penganut berbagai agama, asalkan percaya kepada Tuhan dan hari kemudian
serta berbuat baik., semuanya akan selamat. Inilah yang selanjutnya menjadi
dasar toleransi agama yang menjadi ciri sejati Islam dalam sejarahnya yang
otentik, sesuatu semangat yang merupakan kelanjutan pelaksanaan ajaran
Al-Qur’an.
Karakteristik ajaran
Islam dalam bidang agama tersebut disamping mengakui adanya pluralisme sebagai
suatu kenyataan, juga mengakui adanya universalisme, yakni mengakarkan
kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, menyuru berbuat baik, dan mengajak
kepada keselamatan. Dalam hubungan ini menarik sekali apa yang dikatakan H.M
Quraish Shaihab, menurutnya, bahwa dengan menggali ajaran-ajaran-agama, meninggalkan
fanatisme buta, serta berpijak kepada kenyataan, jalan dapat dirumuskan.
Dengan demikian,
karakteristik ajaran Islam dalam visi keagamaannya bersifat toleran, pemaaf,
tidak memaksa, dan saling menghargai karena dalam pluralisme agama tersebut
terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian kepada Tuhan.
Kedua: Dalam Bidang Ibadah
Karakteristik ajaran
Islam selanjutnya dapat dikenal melalui konsepsinya dalam bidang ibadah. Secara
harfiah ibadah bararti bukti manusia kepada Allah SWT, karena didorong dan dibangkitkan
oleh akidah tauhid.
Ibadah yang dibahas
dalam bagian ini adalah ibadah dalam arti yang nomor dua, yaitu ibadah khusus.
Dalam yuriprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam urusan ibadah tidak boleh
kreatifitas, sebab yang mengcreate atau yang membentuk suatu ibadah dalam Islam
dinilai sebagai bida’ah yang dikutuk Nabi sebagai kesesatan.
Kedudukan manusia dalam
hal ini mematuhi, menaati, melaksanakan, dan menjalankannya dengan penuh
ketundukan pada Tuhan, sebagai bukti pengabdian dan rasa terima kasih
kepada_Nya. Dengan demikian, visi Islam tentang ibadah adalah merupakan sifat,
jiwa, dan misi ajarannya diperintahkan agar beribadah kepada-Nya.
Ketiga: Dalam Bidang Akidah
Dalam kitab Mu’jam
al-Falsafi, Jamil Shaliba mengartikan akidah menurut bahasa adalah
menghubungkan dua sudut sehingga bertemu dan bersambung secara kokoh. Dalam
bidang perundang-undangan, akidah berarti menyepakati antara dua perkara atau
lebih yang harus dipatuhi bersama.
Karakteristik Islam yang
dapat diketahui melalui dalam bidang akidah ini adalah bahwa akidah Islam
bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyakini dan diakui
sebagai Tuhan yang wajib disebah hanya Allah. Dalam prosesnya, keyakinan
tersebut harus langsung tidak boleh ada perantara.
Akidah dalam Islam
meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib di sembah
ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat, yaitu menyatakan tidak
ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai utusa-Nya,
perbuatan dengan amal sholeh.
Dalam hubungan ini Yusuf
Al-Qrdawi menyatakan bahwa iman menurut pengertian yang sebenarnya ialah
kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh ke yakinan, tidak bercampur
syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan
perbuatan sehari-hari.
Dengan demikian akidah
Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap selanjudnya
harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku, serta berbuat yang pada
akhirnya menimbulkan amal sholeh.
Keempat: Dalam Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik ajaran
Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif, tetapi
jiga selektif.Akomodati dalam menerima berbagai masukan dari luar, tapi
bersamaan dengan itu Islam juga selektif, yakni tidak begitu saja menerima
semua jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan
dengan Islam.Bagaimanapun, Islam adala sebuah praradigma terbuka.Ia merupakan
mata rantai peradaban dunia. Dalam sejarah kita melihat Islam mewarisi
peradaban Yunani-Romawi di Barat, dan peradaban-peradaban Persia.India, dan
Cina di Timur. Selama abad VII sampai XV, ketika peradaban besar di Barat dan
Timur itu tenggelam dan mengalami kemerosotan, Islam bertindak sebagai pewaris
utamanya untuk kemudian diambil alih oleh peradaban Barat sekarang malalui
Renaiissans. Dalam kurun waktu selam delapan abad itu, Islam bahkan
mengembangkan warisan-warisan ilmu pengetahuan adan teknologi dari
peradaban-peradaban tersebut.
Banyak contoh yang dapat
dijadikan bukti tentang peranan Islam sebagai mata rantai peradaban dunia.Islam
minsalnya mengembangkan ilmu matematika India.Ilmu kedokteran dari Cina, system
pemerintah dari Persia, logika dari Yunani, dan sebagainya. Jadi, untuk
pengkajian tertentu Islam menolak logoka Yunani yang sangat rasional untuk
diganti dengan caraberfikir intuitif yang lebih menekankan rasa seperti yang
dikenal dalam tasawuf.
Karakteristik Islam
dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut dapat pula dilihat dari 5
ayat pertama surat al-Alaq yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.
Islam demikian kuat mendorong manusia agar memiliki ilmu pengetahuan dengan
cara menggunakan akalnya untuk berfikir, merenung, dan sebagainya. Demikian
pentingnya ilmu ini hingga Islam memandang bahwa orang menuntut ilmu sama
nilainya dengan jihad dijalan Allah.
Kelima: Dalam Bidang Pendidikan
Sejalan dengan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan tersebut diatas, Islam juga memiliki ajaran yang
khas dalam bidang pendidikan.Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak setiap
orang laki-laki atau perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat.Semua aspek
yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari kandungan surat
al-Alaq sebagai mana disebut diatas. Dalam al-Qur’an dapat dijumpai berbagai
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, pembinasaan,
kerja wisata, cerita, hokum, nasihat, dan sebagainya.
Keenam: Dalam Bidang Sosial
Selanjutnya
karakteristik ajaran Islam dapat dilihat dari ajarannya dibidang social.Ajaran
Islam dibidang social ini termasuk yang paling menonjol karena seluruh bidang
ajaran Islam sebagaimana disebutkan diatas pada akhirnya ditujukan untuk
kesejahteraan manusia.Namun, khusus dalam bidang social ini menjunjung tinggi
tolonh menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan,
kesamaan derajat, tenggang rasa, dan kebersamaan.Islam ternyata banyak
memperhatikan aspek kehidupan social dari pada aspek kehidupan ritual.
Dalam pada itu islam
menilai bila urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal, karena
melanggar pantangan tersebut, maka kafarat adalah dengan melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan urusan social.
Ketujuh: Dalam Bidang Ekonomi
Karakteristik ajaran
Islam selanjutnya dapat dipahami dari kosepsinya dalam bidang kehidupan.Urusan
dunia di kejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat dan kehidupan akhir
dicapai dengan dunia.Orang yang baik adalah orang yang meraih keduanya secara
seimbang, karena dunia adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni
akhirat dikorbankan untuk urusan dunia.
Alam raya ini suatu yang
diciptakan Tuhan untuk dimanfaatkan manusia, dan bukan sekali-kali untuk
dijadikan objek penyembahan sebagaiman dijumpai pada masyarakat primtif.Alam
raya dengan segala keindahannya adalah ciptaan Tuhan.Kita tahu bahwa dialam
raya in I dijumpai berbagai ajaiban dan kekaguman.
Kedelapan: Dalam Bidang Kesehatan
Ciri khas ajaran Islam
selanjutnya dapat dilihat dalam konsepnya mengenai kesehatan.Ajaran Islam
tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan dari pada
penyembuhan. Berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan sekian banyak
petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi SAW, yang pada dasarnya mengarah kepada
pencegahan.
Kebersihan lahir dapat
mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal, lingkungan sekitar, badan, makanan,
minuman, dan lain sebagainya.
Kesembilan: Dalam Bidang Politik
Ciri ajaran Islan
selanjutnya dapat diketahui melalui konsepsinya dalam bidang politik. Dalam
al-Qur’an surat an-Nisa ayat 156 terdapat menaati ulil amri yang terjemahaannya
termasuk penguasa dalam bidang politik, pemerintah, dan Negara. Dalam hal ini
Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadab pemimpin.Jika pemimpin tersebut
berpegang teguh pada tuntutan Allah dan Rasul-Nya, maka wajib di taati,
sebaliknya.
Masalah politik ini
selanjutnya berhubungan dengan bentuk pemerintahan.Oleh karenanya setiap bangsa
boleh saja menentukan bentuk negaranya masing-masing sesuai seleranya.Namun,
yang terpenting bentuk pemerintahan tersebut harus digunakan sebagai alat untuk
menegakkan keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, keamanan, kedamaian, den
ketenteraman masyarakat.
Kesebelas: Dalam Bidang Pekerjaan
Karakteristik ajaran Islam
lebih lanjut dapat diihat dari ajarannya mengenai kerja, Islam memandang bahwa
kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Atas dasar ini maka kerja yang
dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap
Allah SWT, dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain.
Untuk menghasilkan
pruduk pekerjaan yang bermutu, Islam memandang kerja yang dilakukan adalah
kerja professional, yaitu kerja yang didukung ilmu pengetahuan, keahlian,
pengalaman, kesungguhan, dan seterusnya.
Keduabelas: Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Selain ajaran yang
berkenaan dengan berbagai bidang kehidupan dengan ciri-ciri yang khas tersebut,
Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu ke Islaman.
Menurut peraturan Menteri Agama Republik Indonesia tahun 1985, bahwa yang termasuk
disiplin ilmu ke Islaman adalah al-Qu’an/Tafsir, Hadits/Ilmu hadits, Ilmu
kalam, Filsafat, Tasawuf, Hukum Islam/Fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam, dan
pendidikan Islam.
Jauh sebelum itu, Harun
Nasution mengatakan bahwa Islam berlainan dengan apa yang umum diketahui, bukan
hanya mempunyai satu dua aspek. Islam sebenarnya mempunyai aspek tiologi, aspek
ibadah, aspek moral, aspek mistisisme, aspek filsafat, aspek sejarah, aspek
kebudayaan, dan sebagainya.
Dari beberapa mengenai
karakteristik ajaran Islam yang secara dominan ditandai oleh pendekatan
normative, historis, dan filosofis tersebut dilihat bahwa ajaran Islam memiliki
ciri-ciri yang secara keseluruhan amat ideal.Islam agama yang mengajarkan
perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, egaliter, kerja keras yang
bermutu, demokratis, adil, seimbang antara hubungan dunia dan akhirat,
berharta, memiliki kepekaan terhadap masala-masalah social kemasyarakatan.
Mengutamakan pencegahan dari pada penyembuhan dalam bidang kesehatan dengan
cara memperhatikan segi kebersihan badan, pakaian, makanan, tempat tinggal,
lingkungan, dan sebagainya. Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin
ilmu ke Islaman dengan berbagai cabangnya.
Sumber: http://media.kompasiana.com/new-media/2014/03/08/karakteristik-ajaran-islam-637939.html
0 Komentar